Azis Franklin: "Jadilah Perempuan Aktif, Kreatif, dan Cerdas"



Suasana acara Sarasehan Seni Bertutur Selasa, 1 Desember 2015. 
(Dok. Pribadi)

Acara bertema ‘Sarasehan Seni Bertutur’ ternyata banyak diminati oleh mahasiswa program studi ilmu komunikasi (Prodi Ikom) tak terkecuali saya. Mengetahui lewat media sosial (facebook) ada sebuah seminar berkaitan dengan ‘tutur’ membuat saya tertarik ingin mengikuti.

Selasa pagi, pukul 08.15 WIB dengan tergopoh-gopoh saya menyusuri jalan dari tempat kost menuju kampus. Acara tersebut terselenggara di Aula Gedung Kuliah Bersama (GKB 3) Universitas Muhammadiyah Malang lantai enam.

Tekad yang bulat mengikuti acara tidak menyurutkan langkah kaki saya melalui anak-anak tangga yang banyak dari lantai satu ke lantai enam.

Sampai di tempat, terlihat kerumunan peserta tengah mengantri check in masuk ke dalam ruangan. Ada yang unik. Berbeda dari seminar-seminar yang pernah saya ikuti sebelumnya, ‘Sarasehan Seni Bertutur’ konsepnya santai, dari awal check in peserta diberikan ongol-ongol yaitu jajanan khas daerah Jawa Barat.

Berhubung saya bukan asli Jawa, jadi itu kali pertama saya mencicipi ongol-ongol dengan tekstur lembut, kenyal, dan cukup mengganjal perut di pagi hari.
  
 Jajanan ongol-ongol khas Jawa Barat. (Dok. Pribadi)



Masuk ke dalam ruangan, saya melihat keunikan dari segi penataan panggung seperti panggung teater, peserta acara pun duduk lesehan di karpet merah. Di pinggir-pinggir ruangan dihiasi seikat sapu lidi yang berdiri terbalik dengan cabai dan bawang tertancap pada batangnya.

Rasa heran dan penuh tanya membuat sebagian peserta mengernyitkan alis. Beberapa dari mereka juga menjadikan cabai dan bawang sebagai bahan candaan. 

Tak lama berselang acara pun dimulai. Pembicara-pembicara hebat seperti Azis Franklin (pendongeng) dan Kandi Windoe (praktisi komunikasi) membius mahasiswa ilmu komunikasi dari anggakatan 2012-2015.

Sebelumnya, wanita berjilbab ungu memperkenalkan dirinya sebagai Marketing Executive Kotex yaitu, Ami Damiyanti. Penyampaiannya sangat bermanfaat tentang masa menstruasi yang dialami ‘cewe’ atau remaja.

Ami tak segan-segan memperlihatkan gambar-gambar berkaitan dengan masa haid yang dialami perempuan. Terdengar keluhan dari beberapa peserta cewe yang malu karena yang mengikuti acara tidak hanya perempuan tetapi juga laki-laki. Sedangkan peserta laki-laki justru cekikikan. 

Usai penyampaian materi dari Ami, berikutnya adalah penyampaian materi bertutur oleh Kandi Windoe. Kandi menerangkan bagaimana public speaking effective yaitu; a. Menulis materi yang akan disampaikan dalam bentuk poin-poin; b. Interaksi dengan audience (kontak mata dan gesture); c. Penguasaan materi; d. Improvisasi (ice breaking); e. Time management; f. Gunakan kekuatan cerita; dan g. Menjaga bahasa tutur.

“Bertutur itu imajinasi audience diolah sedangkan story telling seperti film yang sering kita tonton di televisi, bisa juga sinetron, atau sekarang anak muda sukanya drama korea kan..” kata Kandi yang kemudian membuat gelak tawa mahasiswa.

Saat sesi tanya jawab, saya memberanikan diri bertanya bagaimana menguasai grogi ketika bertutur atau berbicara di lingkungan yang baru dengan lawan bicara yang belum dikenal.

Kandi pun menjawab, “Cukup satu kuncinya, apa yang kita sampaikan itu kita percaya dan yang kita sampaikan adalah hal baik,” katanya sambil menggerakkan jari telunjuk ke kanan dan kiri. 

Azis Franklin yang sedari tadi berada di belakang panggung akhirnya maju menuju tempat yang sama dengan Kandi. Azis juga ingin menambahkan jawaban rupanya.

Ia mengatakan cara menguasai grogi di hadapan umum  atau di tempat asing yang orang-orangnya belum kita kenal adalah menguasai diri kita sendiri terlebih dahulu, kemudian kuasai bahan atau materi, serta ketahui audience.

“Menguasai diri sendiri caranya adalah yakin atau percaya bahwa apa yang kita sampaikan itu adalah hal baik,” ujar Kandi. Kemudian Azis menambahkan bahan yang akan kita sampaikan pada audience kita pelajari dan pahami baik-baik sampai bahan tersebut kita kuasai.

Tidak lupa ia menjelaskan cara menghadapi audience yang acuh tak acuh atau meremehkan penampilan adalah kreatif mencari perhatian seperti buat suatu hal yang menarik baik dari intonasi suara, ekspresi, mimik muka atau hal-hal unik lainnya yang membuat audience menjadi tertarik.

Jika dari awal audience sudah tertarik, maka untuk selanjutnya akan mudah menguasai pembicaraan.
Saya mengangguk-anggukan kepala, memberi isyarat pada dua pemateri tersebut bahwa saya mengerti dan puas terhadap jawaban yang diberikan. 

 Kak Azis Franklin sedang menceritakan kisah 'si gagap' pada mahasiswa
 prodi ikom UMM (Dok.Pribadi)




Azis Franklin biasa dipanggil ‘Kak Azis’ ternyata sudah memulai profesi sebagai pendongeng sejak 1986.  Katanya, dongeng mampu mengajak setiap orang berimajinasi karena dongeng masuk ke alam bawah sadar.

Dalam acara Kotex Dunia Cewe, kak Azis memberi pesan “Jadilah perempuan yang aktif, kreatif, dan cerdas. Apalagi Kotex juga mengatakan meskipun perempuan berhalangan (haid) ia tetap bisa beraktivitas.

Saya dan mahasiswa lainnya kemudian mendengarkan dongeng dari kak Azis. Ia bercerita tentang seorang yang gagap berjualan buku. Awalnya pemimpin perusahaan buku tersebut meragukan kemampuan si gagap.

Tetapi, dalam waktu yang singkat si gagap berhasil menjual buku lebih banyak dibanding Sales Promotion Boy (SPB) yang lain. Karyawan yang lain pun bertanya-tanya, bagaimana bisa si gagap melakukannya. 

Ternyata yang dilakukan si gagap adalah menghafalkan kata-kata penting yaitu, ‘gagap’ dan ‘buku’. Teknik berjualan seperti itulah yang ia terapkan sehingga dari kelemahan yang ia miliki dapat diubahnya menjadi kelebihan.

Pesan moril dari dongeng kak Azis tersebut adalah manfaatkan kelemahan menjadi kelebihan. Kata-kata kak Azis membuat saya semakin termotivasi lebih giat belajar berbicara maupun berkomunikasi dengan orang lain. Terlebih, jurusan saya juga menuntut untuk bisa public speaking.

Begitulah pengalaman saya selama mengikuti acara yang penuh dengan ilmu dan manfaat baru bagi saya.



**Selama kegiatan ternyata ada lomba foto live report online. Saya sudah berusaha mengikuti, tetapi kendala kuota internet dan sinyal di handphone saya yang tidak mendukung. Alhasil saya tidak fokus mengetik hashtag dan lupa memfollow setiap akun sosial media dari @KotexDuniaCewe. Berikut saya sertakan link akun instagram. Meskipun pada akhirnya saya tidak masuk juara, setidaknya saya sudah mencoba melakukan yang terbaik dan berbagi ilmu lewat postingan di instagram. :-)