Cerbung: Al-Faruqku Sayang, Al-Faruqku yang Malang




Ini sebuah kisah organisasi rohis di Fakultasku, FISIP.
Aku tidak pernah menyangka akan bertahan hingga akhir di organisasi yang mungkin bagi banyak ‘mantan’ anggotanya menganggap tak punya harapan. Ya, mungkin pula Tuhan sudah menggariskan takdir aku berada di Al-Faruq. Bertemu orang-orang yang kuat bertahan di Al-Faruq maupun yang lemah dan memilih keluar dengan berbagai alasan. Satu-satuya inginku dulu memasuki rohis Al-Faruq adalah keinginan belajar tajwid. Aku merasa saat menjadi mahasiswa baru, bekal ilmu agamaku masih butiran debu.

Ya gitu deh, paling Cuma mengenal kewajiban, perintah, larangan, ibadah, gitu aja. Itulah yang membuatku ingin mengenal agamaku sendiri. Memiliki banyak teman yang mengajak ke dalam manisnya ukhuwah Islamiyah serta selalu ada yang mengingatkan untuk kembali ke jalan-Nya. Hmm.. aku membayangkan indahnya perjalanan hijrah yang akan kulalui di Al-Faruq nanti.

Imajinasi tersebut lantas sirna ketika aku kedua kalinya ikut kegiatan AL-Faruq. Aku baru tau kalau AL-Faruq hanya memiliki sedikiiiitt sekali anggota dan yang seangkatan denganku hanya satu orang. Dialah Miftah. Dia satu-satunya teman seangkatanku yang mendatar di Al-Faruq. Jadi, kami hanya berdua di Al-Faruq. Tentu saja ini bukan hambatan untuk meninggalkan Al-Faruq hanya karena SDMnya sangat-sangat sedikit.

Bersambung....